Di awali jiwa yang masih hijau saat belum mengenal. Mengenal lebih jauh akan arti mengapa ada pertemuan. Terkenang sudut ruang dimana kita bermula. Bermula yang tak pernah mengira bahwa ini akan menjadi sebuah cerita. Sebuah cerita yang penuh canda dengan beragam warna. Engkau seolah mengajakku dan memasuki dunia yang berbeda. Engkau seolah mengajakku lalu berkata, lebih baik menghadapi semuanya bersama, dibanding sendiri.
Terkenang dimana kita pernah bersama melewati semua. Terkenang kita pernah dengan ringan dan riang melewati bersama. Kita juga pernah bersama dalam ego tidak memperdulikan mereka. Tapi kita juga pernah membela mereka dengan sepenuh jiwa.
Kita pernah menempuh mengukur jalanan, melawan terik matahari, melawan peluh yang membasuh dalam jiwa. Memperjuangkan sebuah harap yang disebut cita. Kita pernah melewati waktu dalam canda, melewati malam ditemani bintang dalam deru jalanan. Lalu aku pun pernah terlelap, lelap dalam lelah melewati semua.
Aku mengikutimu, dan engkau pun mengikutiku. Seakan perjalanan itu menunjukkan siapa diriku dan siapa dirimu. Seakan perjalananan itu memperlihatkan untuk mengenal siapa diriku dan siapa dirimu. Walau mungkin terselip luka, tapi ku tahu bahwa kita tak pernah sungguh saling menyakiti.
Kini, ku tak tahu apakah sudah terpisah. Terkadang ku bertanya. Aku pernah mengejarmu saat tertinggal. Apakah engkau akan mengejarku jika ku tertinggal?. Satu yang pasti, aku terkenang. Aku tahu ini adalah kehilangan. Kehilangan karena ku pernah memiliki ini. Kehilangan yang mungkin tak terganti. Dan disini aku masih hijau, masih terus belajar memahami semua.