Entah, kapan terakhir saya membaca kalimat tersebut. Iya, itu adalah sebuah judul buku, yang penulisnya saya sendiri lupa. Tapi memang benar adanya. Bukan sesuatu yang mudah membangun dan menjaga perasaan (baca : cinta). Di balik segala arti tentang keindahan cinta. Seperti halnya siang dan malam, Allah menciptakan manusia berpasang-pasangan, maka rasa cinta itulah merupakan fitrah ikatan yang menarik manusia untuk berpasangan. Karena manusia sebagai makhluk sosial, yang membutuhkan kehadiran manusia lain dalam hidupnya. Tidak ada yang memungkirinya.
Pada awalnya cinta layaknya sebentuk gagasan. Gagasan yang seperti dikatakan Ust. Anis Matta sebagai gagasan tentang bagaimana membahagiakan dan menumbuhkan orang lain. Bukan semata untuk diri sendiri. Dimana ketika egois sudah tidak bersemayam dihati. Dibalik itu terkadang cinta bisa hadir dengan sendirinya, tapi terkadang cinta pula hadir dengan kemampuan yang memang harus diupayakan. Kemampuan memahami, kemampuan memberi. Karena tanpanya, maka kelak rasa itu tak kan hadir, jika pun ada, maka akan berubah, pudar lalu menghilang, menyamar.
Karena cinta adalah kemampuan yang memerlukan latihan dan proses pembelajaran. Kalau kita mau memberi, kita harus melatih dan belajar bagaimana memiliki. Kalau kita mau memperhatikan orang, kita harus belajar dan berlatih untuk tidak membutuhkan perhatian orang lain. Kalau kita membutuhkan adanya kasih, kita harus belajar bagaimana bertumbuh terlebih dahulu. Begitu seterusnya : memberi, memperhatikan, menumbuhkan, merawat, dan melindungi ternyata mengharuskan kita memiliki kemampuan pribadi untuk melakukan tindakan-tindakan produktif terlebih dahulu. Baik untuk kita dan orang lain.
Mencintai dengan semua siklusnya adalah kerja dari dalam keluar. Seorang pecinta sejati seperti yang dikatakan Ust. Anis Matta adalah seseorang yang mampu keluar dari dirinya sendiri menuju orang lain. Tapi jauh sebelum seseorang mampu keluar dari dirinya sendiri, ia harus masuk ke dalam dirinya sendiri. Sedalam mungkin. Memahami dan mengerti yang ada didalam diri. Karena Pelajaran cinta adalah pelajaran tentang bagaimana kita masuk kedalam diri sendiri untuk kemudian keluar dengan cara yang lain, untuk menjadi lebih baik, yang kemudian menjadikan orang lain lebih baik. Memperhatikan, menumbuhkan, merawat dan melindungi walau tanpa disadari orang itu.
Seberapa besar engkau memiliki rasa (cinta) itu? Terlihat seberapa besar engkau mengupayakan cinta itu hadir.