Berdasarkan judul tulisan yang saya tulis, rumusnya banyaknya tulisan biasanya berbanding lurus dengan banyaknya membaca. Bagi saya kuantitas tulisan tergantung sekali dengan banyaknya bacaan. Mungkin tidak semua orang seperti itu, tapi sepertinya saya termasuk yang seperti itu. Buktinya, akhir-akhir ini tulisan saya sedikit, terakhir tulisan yang terpost di blog ini bulan juli… hehe (walau ada draft tulisan, tapi tak terselesaikan).

Itu memang saya sadari setelah saya jarang membaca belakangan ini. Apalagi tulisan saya kebanyakan sifatnya eksak (pengalaman ngoprek). Dan tulisannya yang bersifat coretan, karena memang biasanya mendapat inspirasi setelah membaca buku.

Walau saya tahu, membaca tidak selalu berupa buku. Bisa juga lingkungan dan keadaan sekitar, tapi sepertinya tersita dengan kesibukan lain, jadi mereka tidak sempat terekam dengan baik untuk dituliskan.

Ya, karena membaca untuk menambah wawasan sehingga banyak yang bisa dijadikan sumber atau referensi yang kembali dituliskan berdasarkan banyak atau campuran referensi. Dan ketika ketiadaan membaca, seakan sumber dan referensinya tidak ada.

Tapi, bagaimana jika ada orang yang banyak membaca tapi jarang menulis? kalau itu lebih kepada kemauan, karena sebenarnya sumber dan referensi sudah ada. Tinggal bagaimana mau menuangkannya, mau atau tidak.

Lalu, bagaimana jika ada orang jarang membaca tapi banyak menulis? kalau itu, rasanya tidak mungkin. Karena tulisan itu output, berarti ada input yang diolah. Ya, karena membaca tidak selalu buku, maka alam pun menjadi inspirasi berupa input yang diolah tersebut.

Tapi, sepertinya tulisan tidak selalu karena membaca… buktinya tulisan ini 😀

*eh yang ini membaca suasana hati 😀

Tulisan Lain   Kata di Jalan Cinta

By alfach

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *