Ya, ini sambungan dari tulisan sebelumnya. Rasanya aku ngga berbakat membuat tulisan bersambung 🙂 Ternyata ditulisan sebelumnya aku belum menulis judul novelnya ya. Mungkin tulisan ini lebih membahas mengenai novel karangan Habibburahman El Shirzay, dengan judul “Bumi Cinta”. Walau sebenarnya buku ini sudah beredar lama, tapi tak apalah aku membahasnya versi aku sendiri.
Bersampul putih, dengan menggambarkan terdapat bangunan dari Rusia yang bersalju. Dari gambar sampulnya sudah bisa ditebak dimana lokasi novel ini akan berlatar. Yak betul, Rusia. Di katakan kenapa Rusia, karena untuk novel ini Kang Abik (begitu sapaan akrab ust. Habibburahman El Shirazy) mengambil inspirasi dari ayat al quran Al Anfal [8] : 46-47
“Hai orang-or beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung. Dan taatlah kepada Allah dan RasulNya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar. Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang keluar dari kampungnya dengan rasa angkuh dan dengan maksud ria kepada manusia serta menghalangi (orang) dari jalan Allah. Dan (ilmu) Allah meliputi apa yang mereka kerjakan.”
Di katakan bahwa surat al anfal ini sesungguhnya kunci kemenangan orang-orang yang beriman, manakala menghadapi musuh yang berat. Nah, dalam konteks kekinian, saat ini orang-orang yang beriman sedang mengalami musuh yang sangat besar cobaannya, yaitu hawa nafsu. Dimana-mana pergaulan bebas, pornografi, free sex seakan sudah hal yang tidak tabu, nauzdu billah min dzalik. Sungguh kalau menurut aku sendiri, zaman kini sudah semakin edan.
Dan novel yang dibahas oleh Kang Abik ini mengarah ke sana. Dan di ambil Rusia sebagai negara latar belakangnya. Karena Rusia adalah negara yang paling bebas sedunia, sebagian besar penduduknya menganut paham free sex. Bahkan dikatakan bahwa Rusia ini merupakan negara pengakses situs porno terbesar di dunia.
Penokohan kali ini adalah seorang mahasiswa yang bernama Muhammad Ayyas, sedang mengambil studi mengenai sejarah islam di Rusia, yang diminta oleh pembimbing untuk studi langsung ke negara Rusia. Hanya saja, disini aku tidak menemukan umur tepatnya Muhammad Ayyas ini, dengan status masih single. Dan mengingat cap Rusia sebagai negara yang tentu ini menjadi cobaan tersendiri. Itulah bagian dari ceritanya, bagaimana seorang Muhammad Ayyas yang meneguhkan keimanan di tengah-tengah godaan yang bertubi.
Terdapat percakapan dalam bahasa rusia umum, yang bisa sambil belajar. Dan tentu saja menggunakan huruf latin. Bukan huruf rusia. Seperti “Dabro dent, Yo Vso Kharasyo” dan sebagainya.
Pendapat aku setelah membaca novel ini. Sesuai dengan tagline nya “Sebuah novel pembangun jiwa”. Penokohan Muhammad Ayyas menjadi teladan tersendiri, seperti halnya tokoh Fahri dalam Ayat-ayat Cinta dan juga Khairul Azzam pada Ketika Cinta Bertasbih. Seperti halnya membaca kedua novel tersebut. Seakan-akan terinspirasi pada jiwa untuk bercermin dan membangunkan jiwa. Dan hal tersebut terasa bagi aku.
Dibandingkan novel Ketika Cinta Bertasbih, aku merasa KCB lebih membumi dibandingkan “Bumi Cinta” ini. Mungkin novel “Bumi Cinta” ini mendekati Ayat-ayat Cinta dalam penokohan, dalam arti mengarah pada “hampir sempurna”. Alur ceritanya yang membuat ku merasa ke sana.
Deskripsi latarnya juga kuat, membuat ku membayangkan suasana dan keberadaan tempat disana. Dan penjelasan penambahan ilmu mengenai sejarah juga benar-benar menambah ilmu pengetahuan baru.
Yang menjadi nilai tambah juga… jauh lebih humanis, menyentuh mengenai hubungan Israel dan Palestina. Dan ku sempat terharu membaca bagian ini. Aku tidak menceritakan alur cerita dan bagaimana endingnya. Jadi, bagi penikmat novel, layak perlu membaca novel Bumi Cinta ini. Dan insya Allah menjadi pembangun jiwa.