KotaSantri.com : Tak terasa, Ramadhan tahun ini telah berakhir. Bulan yang di dalamnya penuh kerinduan dan kehangatan. Rindu akan fitrah, hangat akan rahmatNya. Bulan yang membawa atmosfer kesyahduan akan beribadah. Bulan yang seakan menarik tangan kita mengajak untuk lebih mendekat kepada Ilahi. Bulan yang menghijab diri seakan menutup dan mempersempit celah kemungkinan yang mendorong menjauh dariNya. Betapa berharga setiap detik dalam naungan Ramadhan.
Betapa syahdu gerak ini dinaungi sinar bulan Ramadhan. Dibenamkan dalam nikmat mendekat kepadaNya. Kehadiran Ramadhan seakan mengembalikan (charge) fitrah diri yang terkikis. Atas resah yang pernah mengusik, atas emosi yang pernah bergemuruh, atas hampa yang pernah merasuk. Lalu Ramadhan datang memeluk kita, menaungi kita dalam cahaya, menjadi cahaya bagi kita yang kehilangan cahaya.
Jika Ramadhan adalah sesosok pribadi, maka Ramadhan layak penuh kebijaksanaan dalam menyapa kita, tersenyum menghibur yang menguatkan hati, mengajari dan menunjukkan hikmah, merangkul semuanya tanpa membedakan. Bahkan Ramadhan mengangkat mereka yang papa, memuliakan mereka yang terlupa dan tidak terlihat oleh kasat mata. Terasa walau diri ini tergelincir, Ramadhan tetap meraih tangan kita. Walau diri ini tertinggal, Ramadhan tetap menunggu kita. Seandainya kita bisa menahan Ramadhan untuk pergi, maka yang kita inginkan setiap waktu adalah Ramadhan.
Mata diri ini berkaca melepas kepergian Ramadhan. Tapi kita tahu, sedalam apa pun rasa kesedihan kita, Ramadhan akan tetap berlalu mengikuti waktu yang berlalu. Lalu seakan Ramadhan memegang dan mengangkat pundak kita, dan menguatkan pada mereka yang akan merasa kehilangan Ramadhan seraya berkata, “Bahwa Ramadhan akan selalu ada di hati mereka yang senantiasa menjaga dan merindukan kasih sayangNya.”
Ya Allah, segala puji bagiMu yang telah memberi karunia RamadhanMu pada kami. Kuatkan kami untuk untuk tetap meraih nikmat dan ridhaMu. Dan jika masih Engkau perkenankan umur kami, pertemukanlah kami kembali dengan RamadhanMu. Aamiin.
Adakah engkau merasa kehilangannya?
Wallahu a’lam bish-shawab.
Penulis : Achmad Fachrie