Bila kita menyadari tentang semua hal yang telah kita capai sampai saat ini. Ini semua merupakan perjalanan hidup yang didalamnya penuh dengan langkah-langkah berisi orang-orang yang menjadikan dirinya batu pijakan sehingga kita bisa melangkah maju dan lebih jauh. Setiap manusia dalam kehidupan ini ibarat memainkan perannya masing-masing dalam setiap segi kehidupan. Setiap manusia sebenarnya memiliki peran yang sangat berarti bagi manusia lainnya. Ada yang mengibaratkan bahwa antara manusia yang satu dengan manusia yang lain merupakan matahari. Matahari yang selalu menyinari, memberi manfaat bagi orang lain. Atau menjadi air, dimana dia berada selalu memberi kehidupan.
Bila kita mencoba menyadari lebih dalam apa yang telah diraih atau didapat, maka sesungguhnya itu merupakan hasil perpanjangan tangan manusia lain yang berada disekitarnya. Bila kita mencoba memahami lebih dalam, maka keberadaan kita adalah perpanjangan nafas dari manusia lain menyambung langkah kita. Kita tidak akan pernah berada disini akan kehadiran orang lain. Kita tidak akan meraih semua ini tanpa tangan orang lain. Kita tidak akan pernah tersenyum, akan canda orang lain. Kita tidak akan pernah tersenyum tanpa senyum yang terberi untuk kita.
Seseorang bisa saja meraih kesuksesan berkat orang yang senantiasa berada di sekitarnya. Dengan ada kehadirannya kita bisa merasa terjaga untuk terus meraih yang kita inginkan, ketika kita ragu ada orang yang meyakinkan kita bahwa semuanya akan baik-baik saja. Ya ketika kesulitan menghadang, dengan menyadari kehadirannya seolah mengatakan bahwa kita tak pernah sendiri. Betapa tenangnya hati ini ketika kesulitan melanda, tetapi keberadaannya telah menyelamatkan kita.
Tanpa disadari walau hanya kecil, tapi kata-kata dan sikap yang diberikan telah melindungi kita dari keterpurukan dan kesusahan. Apalah arti kegagalan. Seseorang dapat saja semakin terpuruk ketika sesuatu yang sebenarnya hanyalah kegagalan sesaat dapat menjadi kegagalan abadi ketika disekitarnya terus mendorong dia semakin dalam. Tapi itu tak terjadi, karena kehadirannya yang menguatkan kita.
Sahabat lihatlah di pelupuk hatimu, lihat dengan perlahan, perhatikan dengan seksama akan jejak langkah kakimu, apakah tidak ada jejak kaki sahabatmu yang mengukir menjadi satu denganmu. Jangan pernah ragu mengucapkan terima kasih kepadanya atas kehadirannya hingga saat ini. Tersenyumlah dengan tulus, karena tanpa dia engkau tak akan menjadi seperti ini. Tanpa dia dirimu tidak akan mencapai apa yang sudah didapatkan hingga hari ini. Ketika engkau merasa dia menyakitimu, sebelum engkau melampiaskan emosimu, pernahkah engkau bertanya apakah ia berniat menyakitimu?Dan jika pun tersakiti, rasa sakit yang dirasakan bukan untuk melemahkanmu, tapi menguatkanmu menjadi bekal yang meluaskan dan meneguhkan jiwamu. Rasa sakit yang terasakan bukan untuk menjatuhkanmu, tapi mengangkatmu meraih yang lebih tinggi dari yang engkau harapkan.
Dibalik segala sikap dan sifatnya yang mungkin ada yang membuat dirimu tersakiti, sesungguhnya ada sikap yang mencoba mengatakan bahwa “Aku melakukan itu untuk dirimu”. Dibalik sikap dan sifatnya yang tidak engkau ketahui, ada namamu yang terselip dalam doanya untukmu.
Sahabat lihatlah di pusara jiwamu. Lihatlah lebih dalam, maka engkau akan menemukan yang tidak akan tergantikan yang telah mengisi dan mewarnai jiwamu. Tersenyumlah, dan engkau akan terharu betapa besar arti kehadirannya untuk diri ini. Betapa rapuhnya diri ini tanpa kehadirannya.
Terima kasih sahabat… untuk yang tidak tergantikan…
(sebuah tulisan yang diposting pertama kali juni 2006, di tulis ulang dengan isi yang diperkaya)