Belajarlah dari mereka yang susah sebab perbuatannya sendiri, siapa tahu kita akan selamat dari kebodohan diri sendiri
“Nyebelin! Kenapa sih ada orang yang nyebelin… “ Sebuah percakapan singkat yang tidak diteruskan. Tapi cukup membuat mengerutkan dahi. Hidup tidak akan terlepas dengan bertemu berbagai masalah pernak-pernik kehidupan dari kekecewaan, kesusahan. Tapi sesungguhnya yang diberikan orang akan kembali kepada pemiliknya.
Kalau ditanya, kebohongan akan membuat susah siapa? Jawaban jangka pendek, mungkin akan bikin susah yang dibohongin. Kalau ditanya, jika menipu, berbuat aniaya, zalim, siapa yang akan susah? Jawaban jangka pendek, mungkin akan dijawab orang yang ditipulah yang susah, orang yang dianiaya dan dizalimilah yang sulit.
Tapi, tunggu dulu! Jika mereka yang dibohongin bisa ikhlas, kerugiannya sebab dibohongin adalah siapa tahu sebuah cara Allah untuk mengangkat derajatnya. Jika mereka yang dizalimi, ditipu, dianiaya, bisa ikhlas dan menyerahkan semua permasalah kepada Allah, boleh jadi menjadi ladang amal, kekecewaannya akan diganti Allah dengan sesuatu yang lebih baik. Jadi, jawaban yang pasti adalah jangka pendek ataupun jangka panjang kerugian ada pada pihak yang berbuat buruk, pada pihak yang berbuat salah.
Tidakkah disadari bahwa dalam hidup ini kita harus bergandengan tangan satu sama lain? Tidakkah disadari bahwa umur kita amat terbatas? Tidakkah disadari kita butuh nama baik? Bukan saja di dunia ini, melainkan juga di akhirat kelak; bukan saja di mata penghuni bumi, melainkan juga di mata penghuni langit? Tidakkah kita ingin hidup senang, hidup bahagia? Lalu, kalau kita terbiasa nyusahin orang, terbiasa mengecewakan orang, tampaknya kita akan kehilangan bagian kehidupan yang menyenangkan dan membahagiakan tersebut.
Rumusnya satu dan baku bahwa keburukan akan berpulang kepada pelakunya. Jadi, buatlah susah orang banyak, pasti kehidupan kita akan susah sendiri. Buatlah kecewa kepada orang banyak, pasti kelak kita pun akan bertemu dengan orang yang mengecewakan kita. Buatlah kebahagiaan di hati banyak orang, niscaya hati kita pun akan dipenuhi oleh kebahagiaan. Tebarlah kebaikan sebanyak-banyaknya, pasti kehidupan kita akan dihiasi dengan kebaikan-kebaikan.
Sebagaimana perlakuan kita kepada orang lain, begitu pulalah kita diperlakukan.
Demi Zat-Mu yang Memiliki pembalasan dan karunia, tetapkanlah hamba dan segenap orang-orang yang hamba kasihi dalam kebaikan. Tetapkanlah kemudahan bagi hamba dalam melangkahkan diri menempuh kebaikan dan persulit diri hamba jika ingin berbuat buruk.
Wahai, Pemilik segala ampunan dan rahmat, hanya ampunan dan rahmat-Mu yang akan mengembalikan kesenangan dan kebahagiaan hidup dalam kehidupan hamba kembali.
Referensi : Menemukan Allah diantara Mereka yang Menderita. Yusuf Mansur.