Bisa dibilang sudah banyak database manager dan SQL Editor diluar sana. Entah yang berbayar atau free/Open Source. Dari MySQL Workbench, Sequel Pro, Navicat, dan lain sebagainya. Namun kebanyakan database manager berbasis GUI membutuhkan load resource yang tidak sedikit, sehingga butuh waktu ketika membuka atau menjalankan eksekusi proses data. Beekeeper Studio bisa menjadi alternatif buat kita yang mencoba database manager lain. Salah satu yang membuat berbeda dengan database manager lain adalah Beekeeper Studio dikembangkan berbasis Vue.js yang biasanya digunakan untuk mengembangkan web. Hal ini juga membuat Beekeeper Studio lebih ringan ketika dibuka atau melakukan eksekusi.
Layaknya sebuah database manager Beekeeper Studio memiliki fitur untuk standar mengelola database, berupa query dan operasi GUI yang memudahkan memilih berdasarkan field tertentu. Selain itu dukungan database juga cukup lengkap, dari MySQL, SQL Server, MariaDB, PostgreSQL, Red Shift, SQLite.
Berikut sejumlah fitur yang dimiliki Beekeeper Studio:
- Tabbed interface
- SSH tunneling
- SQL autocomplete
- Multi-connection
- Query bisa disimpan atau ada histori
Keunggulan :
- Totally open source and free. Open Source dan free. Tidak ada batasan fitur.
- Privacy respecting. Tidak ada usage tracking atau sejenisnya.
- Modern dan easy to use.
Tapi saya juga menemukan kekurangan pada Beekeeper Studio saat ini, seperti jika kita meninggalkan, koneksi terputus, maka beekeeper studio tidak bisa beroperasi kembali, sepertinya beekeeper studio tidak melakukan reconnecting secara otomatis, sehingga kita perlu melakukan disconnect atau menutup aplikasi dan melakukan koneksi ulang kembali. Semoga bug ini bisa diperbaiki untuk versi ke depannya.
Links
- Homepage – https://beekeeperstudio.io
- GitHub – https://github.com/beekeeper-studio/beekeeper-studio