Berikut ini saya dapat tips (http://www.zimbrablog.com/blog/archives/2009/05/6-tips-for-a-smooth-zimbra-server-install.html) supaya lancar ketika menginstall zimbra mail server. Karena kalau tidak dilakukan, maka akan ketemu banyak kendala 🙂
1. Firewall.
Ya, untuk awalnya firewall ini dimatikan saja dulu. Nanti setelah install zimbra selesai baru dihidupkan kembali.
2. Setup DNS
Semua konfigurasi zimbra menyimpan hostname. Si zimbra tidak menympan IP address sebagai informasi. Dengan begitu si admin bebas mengganti ip address. DNS ini pun diartikan untuk semua yang berhubungan dengan hostname yang akan digunakan oleh si zimbra, misal mx untuk email.
3. Use of Fully Qualified Hostnames (FQDN)
Setelah memiliki DNS, juga harus menentukan FQDN nya yang ada di /etc/hosts misal, formatnya :
ipaddress alfach.org alfach
4. Port Conflicts
Server yang standar biasanya memiliki konfigurasi port yang sudah tersedia seperti POP, IMAP and HTTP (lihat Table 1). Jadi, anda harus memastikan bahwa port-port yang akan digunakan oleh zimbra harus tersedia dan tidak bentrok dengan port yang sudah digunakan.
STORAGE CALCULATION EXAMPLE
(Based on ‘Mailbox Usage of 200 MB’ and 500 users)
+ User Data: 500 users with 200 MB = 100 GB user data
+ MySQL data: 5% of 100 GB (User Data): 5 GB
+ Zimbra binaries: 10 GB
+ Zimbra logs: 20 GB
+ Zimbra indexes: 25% of 100GB (User Data) = 25 GB
SUBTOTAL: 100 + 5 + 10 + 20 + 25 = 160 GB
Backups: 160 % of Subtotal: 160 * 160% = 256 GB for backups
TOTAL: 160 + 256 = 416 GB
5. Kapasitas
Kapasitas juga tidak kalah penting. Jangan sampai kita melakukan instalasi tapi tak memperhitungkan kapasitas yang tersedia. Untuk perkiraan kapasitas yang diperlukan, silahkan lihat tabel disamping.