Di  era wikinomics saat ini, merupakan era dimana kita untuk tidak ketergantungan pada satu produk. Wikinomics ini dapat dikatakan mengubah cara-cara konsumen berinteraksi dengan penyedia produk atau layanan jasa. Salah satu yang membuat wikinomics berkembang adalah perkembangan teknologi informasi.

Berbicara wikinomics maka akan menyinggung pula dengan teknologi berbasis open source. Yang dimana bertolak belakang dengan konsep propietary (kepemilikan). Ketergantungan pada suatu produk biasanya menyebabkan tidak adanya pilihan lain bagi pengguna untuk menggunakan produk lain. Dalam hal ini bisa mengakibatkan kurang kreatif atau dampak buruknya adalah melakukan pembajakan.

Berbicara pembajakan, maka akan berkaitan dengan namanya Hak Kekayaan Intelektual (HKI). HKI disini mencakup mengenai :

1.Hak Cipta
2.Hak Kekayaan Industri, dimana Hak Kekayaan Industri, terbagi dalam: Paten, Desain Industri, Merek, Penanggulangan praktik persaingan curang, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu dan Rahasia Dagang serta Perlindungan Varietas Tanaman.

Indonesia sendiri yang merupakan negara yang tergabung pada WIPO (World Intellectual Property Organization) sejak tahun 1974. WIPO merupakan organisasi tingkat internasional yang menangani masalah HKI ini. Masalah HKI ini bukanlah masalah hal yang mudah. Penghargaan terhadap HKI masih rendah. Mungkin kita masih ingat bahwa Indonesia pernah dicap sebagai negara pembajak nomor 3 pada tahun 2007. Lalu pada tahun 2009 ini Indonesia menempati peringkat 12 di dunia.Walau begitu bukanlah sesuatu yang cukup membanggakan dalam menuju perkembangan bangsa yang mandiri.

Selain itu penerapan bagi penghasil produk sendiri kesadaran akan perlunya mengarah pada HKI masih rendah. Walau sudah lama bergabung pada WIPO, tapi penerapan HKI ini di Indonesia sendiri yang mengenai paten masih berjalan sekitar 6 % (sumber :
http://www.detikfinance.com/read/2008/08/14/113121/988437/4/aplikasi-paten-di-indonesia-baru-6)

Memang kesulitan ini mengingat Indonesia merupakan negara yang komunal, sementara HKI ini mengarah bersifat individual, sehingga sosialisasi yang dilakukan terkadang menemui hambatan. Padahal dengan menerapkan HKI ini sendiri membawa manfaat bagi pelaku yaitu dengan melindungi karya ataupun produknya, dan juga bagi negara dalam hal devisa.

Tulisan Lain   Manfaat Ilmu Bisnis dan TIK (linux dan Open Source) untuk karier dan usaha

Pada suatu berita (http://www.mediaindonesia.com/read/2009/03/03/63681/47/7/Indonesia-Urutan-ke-12-Negara-Pembajak-Software), dimana Donny A Sheyoputra yang merupakan perwakilan BSA (Business Software Alliance) Indonesia. “Pembajakan, telah menghapus kesempatan untuk meningkatkan pendapatan industri lokal senilai 1,8 miliar Dollar AS. Bahkan, pembajakan piranti lunak telah menghilangkan pendapatan dalam bentuk pajak sebesar 88 juta Dollar AS.“

Mendukung HKI maka berarti juga mendukung untuk meniadakan pembajakan atau setidaknya meminimalkan pembajakan. Indonesia sebagai negara berkembang tentu dalam menjalaninya sebagai langkah yang tidak mudah. Walau begitu seiring waktu perkembangan teknologi ternyata telah membentuk arah yang berbeda dibandingkan waktu sebelumnya.

Kembali lagi ke wikinomics dan open source. Kedua hal tersebutlah yang memungkinkan bagi Indonesia yang cenderung bersifat komunal untuk mendukung penerapan HKI. Wikinomics yang bersifat keterbukaan, kerjasama,  dan berbagi. Tentu sejalan dengan sifat komunal di Indonesia. Lalu untuk open source sendiri yang merupakan bagian dari wikinomics, menjadi sejalan karena Indonesia merupakan negara berkembang dan tentu menuju negara yang mandiri yang tidak ingin ketergantungan pada produk tertentu.

Keberadaan teknologi berbasis Open Source ini memungkinkan kita yang terbiasa tergantung pada produk propietary untuk mulai bisa melepasnya. Menjadi bersifat kreatif atas produk.

Dengan menggunakan open source, bagi saya sendiri ada 2 benefit yang didapatkan :

1.Mendukung HKI.
2.Mencipta bangsa yang mandiri, yang pada akhirnya juga berdampak pada ekonomi kreatif.

Ekonomi kreatif sendiri diartikan sebagai segala kegiatan ekonomi yang menjadikan kreativitas (kekayaan intelektual), budaya dan warisan budaya maupun lingkungan sebagai tumpuan masa depan (The Creative Economy: How People Make Money From Ideas : John Howkins). Walau dalam wacana ini di bidang teknologi tapi pada akhirnya keberadaan teknologi tersebut menyentuh bidang lain pula.

Tulisan Lain   Manage Packages from the Command Line - Ubuntu

Bisa dikatakan kedua hal tersebut diatas saling berkaitan. Dengan menerapkan HKI secara konsisten dan menaik, maka penghargaan atas karya, hasil produksi menjadi tinggi. Sementara keberadaan open source,  merupakan bagian yang bisa mencipta dan mendorong lahirnya produk-produk yang berujung penghargaan atas HKI sendiri.

Sosialisasi keduanya bisa menjadi bagian dari solusi untuk kunci ekonomi kreatif yang saling mendukung dan melengkapi bagi Indonesia sebagai negara yang berkembang dan  menuju bangsa yang mandiri.

Teknopreneur

By alfach

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *