Entah sudah berapa lama dia tidak terlihat. Biasanya dia mengisi dikala waktu yang larut terhiraukan. Biasanya dia menyapa ketika keheningan membiarkan mematung tak menentu. Ya, mungkin kehadirannya tidak besar mengisi, tapi cukup memberi adanya arti kehilangan. Kehilangan yang memberi arti, bahwa ia dulu ada disini. Seperti ruang yang biasanya ditempati, lalu kosong.
Ah, hidup memang singkat. Singkat untuk dilewati percuma, singkat untuk melakukan hal yang sia-sia. Semua lahir dari tiada menjadi ada, lalu tiada. Namun keberadaan ada pun bukan sekedar ada. Melainkan hadir melengkapi sekelilingnya.
Setiap yang tidak terlihat bukan berarti tidak ada. Setiap yang pergi bukan berarti untuk meninggalkan. Fase kehidupan tidak selalu pada tempat yang sama. Adakalanya ia pergi bukan inginnya. Tapi, mungkin itu satu-satunya pilihan ketika pilihan yang lain tidak terlihat jelas untuk dipilih.
Kebaikan adakalanya tidak terlihat. Bukan karena ia tidak berarti untuk diberi dengan terlihat. Hanya saja mungkin kebaikan yang tersembunyi menunjukkan ketulusan sejati yang tak mampu dibandingkan ketika ia terlihat.