Pachelbel Canon
Pernah mendengar musik gubahan Pachelbel? Sebenarnya aku sendiri mengenal musik ini ketika menonton film korea “My Sassy Girl”, ketika seorang wanita memainkannya untuk seorang pria. Dan ketika itu ku mencoba mencari tahu tentang musik ini. Ternyata musik ini di gubah sejak 300 tahun yang lalu, dan katanya sering dimainkan pada perkawinan ala bule
Johann Pachelbel
Canon in D Major ini adalah salah satu dari banyak musik Klasik yang masih dikenal hingga masa kini. Ini adalah prestasi yang hebat mengingat musik ini digubah 300 tahun yang lalu. Menurut Wiki, lagu ini diduga diciptakan untuk perkawinan sahabatnya, Johann Christoph Bach (kakak dari Johan Sebastian Bach) pada tahun 1694. Jadi lagu ini memang punya penggemar dari masa ke masa. Bahkan beberapa lagu “modern” pun baik pop maupun rock banyak yang terinspirasi lagu ini.
Canon in D ini dikatakan musiknya sederhana dan memang hanya berupa pengulangan yang dimainkan oleh alat musik yang berbeda secara bersahut-sahutan dalam urutan tertentu, namanya juga Canon. Walau berupa pengulangan tapi musik ini tidak membosankan dan jelas tidak garing.
orkestra
Aku sangat suka mendengarnya dalam segala suasana hati. Bahkan bisa dibilang musik ini adalah OST hidupku. Jika sedang marah dan tidak ada pelampiasan cukup kudengarkan musik ini dan kemudian amarahku pun mereda. Jika sedang sulit berkonsentrasi untuk belajar, segera kubuka WinAmp-ku dan alunan musiknya membuat otakku lebih mudah mencerna buku di depanku. Jika sedang tak enak badan tapi tak bisa tidur, lagi-lagi musik ini meninabobokan diriku. Jika perut ini lapar dan menjerit minta diisi… ya makan donk masak ndengerin lagu, ntar tambah keroncongan.^^
Apakah Canon milik Pachelbel ini mempunyai efek yang sama dengan Mozart Effect? Mozart Effect yang diklaim dapat membuat bayi pintar ini khasiatnya masih dipercaya oleh sebagian orang. Efek nyata dari mendengarkan musik ini adalah meningkatkan kemampuan spatial-temporal reasoning yang singkatnya dapat memudahkan memahami serta menyelesaikan masalah seputar matematika, arsitektur, seni dan bahkan kehidupan sehari-hari tapi efek ini hanya berlangsung sementara saja. Rauscher dkk (1993) yang meneliti efek musik terhadap otak pun hanya menyatakan bahwa terdapat beberapa saraf yang terpicu akibat berespon terhadap frekuensi musik tersebut.
Dalam bahasa gampangnya, kusimpulkan bahwa musik klasik sering diklaim dapat membuat orang pintar karena musik klasik sebagian besar adalah musik yang “lembut” dan menyebabkan keadaan psikis kita menjadi tenang sehingga kita mampu untuk mengerjakan sesuatu yang tadinya kita anggap sulit atau membantu kita undak dapat menenangkan pikiran. Itulah Pachelbel Effect ala Alice^^ Tidak semua orang akan dapat terpengaruh oleh efek ini karena tidak semua orang suka musik klasik, bahkan sebagian orang menganggapnya membosankan. Jadi efek ini tidak dapt digenerelisasi pada seluruh populasi manusia, terutama di Indonesia ini yang mungkin sebagian penduduknya lebih suka lagu-lagu Gita Gutawa
referensi dari : http://hiburan.kompasiana.com/group/musik/2010/06/03/pachelbels-canon/